HIKAYAT KALILAH DAN DIMNAH
Di sebuah istana yang dikepalai oleh
seorang raja yang berkuasa di hutan dan menguasai binatang-binatang buas yang
bernama Dabsyalim. Dan
mempunyai banyak orang titahan untuk memenuhi kebutuhan raja. Yang dikisahkan seekor lembu
dan singa. Di
negeri Dastawan ada seorang bapak yang mempunyai 3 anak laki laki. Mereka hidup hanya menghabiskan
harta bapaknya itu. Suatu
hari datang orang tua pada anak
itu. Ia
berkata bahwa manusia hidup hanya mencari rezeki yang murah, derajat yang
mulia, dan perbekalan akhirat kelak. Setelah mendengar nasihat itu maka Syahdan
pergi menuju negeri yang akan menjadi perniagaannya. Di dalam sebuah pedati
yang dihuni oleh 2 ekor lembu yang bernama Syatrabah dan Bandabah. Di tengah jalan
Syatrabah terjatuh. Sedangkan
Bandabah menyusul tuannya, untuk melaporkan bahwa lembu itu telah mati.
Ada 2 jenis binatang di bawah
naungan raja singa, yaitu Kalilah dan Dimnah.Mereka bersama raja singa cukup
lama. Tetapi
mereka belum juga mendapatkan kedudukan yang mulia disamping raja singa. Mereka duduk disamping
raja pun belum pernah. Sekian
lama raja singa tidak keluar istana. Dimnah bermaksud untuk memberi hiburan
agar raja singa tidak termenung sendirian. Dimnah ingin, walaupun tidak menjadi
kepercayaannya ia tetap ingin raja singa tidak larut dalam kesedihannya itu.
Pada suatu hari Dimnah pergi
menghadap raja singa. Akan
tetapi raja singa tidak mengenal Dimnah. Setelah raja singa tahu
siapa ayahnya maka raja singa menerima Dimnah. Dimnah berhasil merajuk
raja singa agar tidak larut dalam kesedihannya itu. Raja singa mempunyai
pandangan tersendiri pada Dimnah. Ternyata
Dimnah seorang yang berilmu dan bijaksana.
Maka sejak hari itu duduklah Dimnah
dekat raja, dan menjadi orang kepercayaannya. Belum selesai perkataan
Dimnah, raja singa mendengar suara Syatrabah. Ternyata beberapa hari
ini raja memikirkan suara itu dengan ketakutan. Saat itu Dimnah pergi
menemui Syatrabah dan mengajaknya menemui raja singa. Setelah melihat
Syatrabah, raja singa merasa senang. Dengan keramahan dan kesopanan Syatrabah,
raja singa mengangkatnya menjadi sahabat yang dimuliakan raja.
Duduklah Syatrabah menjadi orang
kepercayaan raja, karena dengan budi pekertinya yang baik dan sikap-sikap yang
bijaksana. Melihat
keadaan itu Dimnah merasa iri dan dengki dengan kedudukan yang Syatrabah
miliki. Dengan
rasa inginnya, Dimnah merencanakan untuk menjauhkan Syatrabah dari kepercayaan
raja. Dimnah
menyesal saat itu mempertemukan Syatrabah dengan raja.
Dimnah berusaha mempengaruhi raja
singa dengan menjelek-jelekkan Syatrabah. Dengan segala cara dan kata-kata yang
penuh dengan rekayasa agar raja singa percaya apa yang Dimnah sampaikan. Dengan
itu raja singa berniat unuk memanggil Syatrabah. Dihati Dimnah tumbuh
rasa takut atas kebohongan yang Dimnah sampaikan pada raja singa.
Dengan segala cara Dimnah lakukan
demi kedudukan yang ia miliki sebelum Syatrabah menghadap raja. Dimnah berharap
raja sehingga kembali memberi kepercayannya itu. Dimnah kembali
mempetenahi Syatrabah. Untuk
merebut kedudukan atau kepercayaan yang dulu raja singa berikan. Dengan kepandaiaanya,
Dimnah menghadap Syatrabah dengan tingkah laku sebagai orang yang sedang
berduka cita. Syatrabah pun percaya apa yang Dimnah sampaikan adalah bukan
dusta. Syatrabah akhirnya menghadap raja singa.
Setelah selesai Dimnah mempetenahi
Syatrabah, ia pergi menemui Kalilah. Dimnah mengajak Kalilah untuk melihat
Syatrabah dibunuh raja singa. Ketika
Syatrabah sampai dihadapan raja singa, raja singa melihat tingkah laku
Syatrabah hari demi hari ada yang berubah.Maka yakinlah, bahwa Syatrabah datang hendak membunuhnya. Dengan tidak berpikir
panjang raja singa dan Syatrabah berkelahi. Beberapa lama kemudian,
terbunuhlah Syatrabah ditangan raja singa. Demikian jika seorang teman karib
mau menghianati temannya, maka kepada orang lainpun akan lebih-lebih ia
hianati. Apabila ada dua sahabat, salah satunya berbuat hianat, tentu yang
berbuat dosa tidak akan mendapat kepercayaan lagi dari sahabatnya sendiri.
Bersahabat dengan orang baik-baik menularkan kebaikan, dan bersahabat dengan
orang jahat menularkan kejahatan.Mendengar kata Dimnah demikian, sedikit senang
hati raja singa.Akan tetapi dikemudian hari diketahuinya juga perbuatan Dimnah
yang hianat itu, lalu dihukumnya Dimnah dengan hukuman mati.
1.
Setelah dibaca,
hikayat tersebut diceritakan kembali dalam bahasa Indonesia secara singkat
Hikayat
Kalilah dan Dimnah
Di negeri Dastawan ada orang tua yang mempunyai tiga anak laki-laki yang senang berfoya-foya dengan harta
ayahnya. Tetapi kemudian mereka sadar setelah dinasihati oleh
ayahnya.
Setelah itu, salah seorang dari mereka ada yang hendak berniaga dengan membawa
dua lembu yang kemudian diberi nama Bandabah dan Syatrabah. Dalam perjalan,
Syatrabah terjebak ke dalam lumpur, karena tidak dapat keluar akhirnya
ditinggalkan Syatrabah karena diperkirakan akan mati di tempat itu.
Ada 2 hewan
yang ada dibawah naungan raja singa, yaitu Kalilah dan Dimnah. Mereka sudah
lama bersama bersama raja singa namun belum menjadi kepercayaan raja. Melihat
raja yang tidak pernah keluar istana, Dimnah berniat untuk mengibur raja. Raja
merasa bahwa Dimnah adalah orang yang bijaksana, akhirnya dia mengangkat Dimnah
menjadi orang kepercayaannya.
Suatu hari raja
mendengar suara Syatrabah, ternyata suara itulah yang membuat raja merasa
takut. Saat itu Dimnah mengajak Syatrabah untuk menemui raja singa. Raja merasa
senang karena kedatangan Syatrabah dan menjadikannya sebagai sahabat yang
dimuliakan raja.
Melihat hal
itu, Dimnah merasa iri dan merencanakan hal buruk kepada mereka. Ia akhirnya
berhasil membohongi mereka sampai akhirnya mereka bertengkar dan Syatrabah mati
di tangan raja singa. Dikemudian hari raja mengetahui hal-hal yang sudah
dilakukannya terhadap raja dan Syatrabah. Mengetahui hal itu, akhirnya Dimnah
dihukum mati.
2.
Menganalisis unsur
pembangunnya mencakup
a.
Tema
b.
Tokoh dan Penokohan
ü Dimnah :
iri, licik, ingin menang sendiri, pembohong
Bukti
: Dimnah merasa iri melihat
Syatrabah menjadi orang kepercayaan raja dan menggunakan cara licik dan
membohongi raja sehingga Syatrabah dibenci oleh raja singa.
ü Syatrabah :
gigih, mudah terpengaruh
Bukti : Syatrabah berusaha bangkit
setelah jatuh. Ia juga mudah terpengaruh oleh perkataan Dimnah sampai akhirnya
berkelahi dengan Raja Singa
ü Raja singa :
mudah terpengaruh, adil
Bukti : raja singa dengan mudah
mempercayai perkataan Dimnah hingga berkelahi dengan Syatrabah. Ia adil karena
telah memberikan hukuman yang setimpal terhadap Dimnah.
ü Kalilah :
c.
Alur
ü Pengenalan
Ada
seorang ayah yang memiliki 3 orang anak yang senang berfoya-foya dengan harta
ayahnya. Setelah dinasihati oleh ayahnya salah seorang dari mereka hendak
berniaga dan membawa dua ekor lembu bernama Syatrabah dan Bandabah.
ü Pemunculan Masalah
Di
sebuah istana ada 2 hewan yang berada dibawah naungan raja singa yaitu Kalilah
Dan Dimnah, mereka sudah lama bersama raja singa namun belum menjadi orang
kepercayaan raja.
ü Masalah Memuncak
Melihat raja yang tidak pernah keluar
istana, Dimnah berniat untuk mengibur raja. Karena merasa bahwa Dimnah adalah
orang yang bijaksana, akhirnya dia mengangkat Dimnah menjadi orang
kepercayaannya.
ü Puncak Masalah
Suatu hari raja mendengar suara Syatrabah, ternyata suara
itulah yang membuat raja merasa takut. Saat itu Dimnah mengajak Syatrabah untuk
menemui raja singa. Raja merasa senang karena kedatangan Syatrabah dan
menjadikannya sebagai sahabat yang dimuliakan raja.
ü Penurunan Masalah
Dimnah merasa iri dan membohongi mereka
sampai akhirnya mereka bertengkar sehingga Syatrabah mati di tangan raja singa
ü Penyelesaian
Dikemudian hari raja telah mengetahui
hal-hal yang sudah dilakukan Dimnah terhadap raja dan Syatrabah. Mengetahui hal
itu, akhirnya Dimnah dihukum mati.
d.
Setting
ü Tempat
-
Negeri Dastawan
Bukti : Di
negeri Dastawan ada seorang bapak
yang mempunyai 3 anak laki laki.
-
Istana
Bukti : Di sebuah istana yang dikepalai oleh
seorang raja yang
berkuasa di hutan dan menguasai
binatang-binatang buas yang
bernama Dabsyalim.
-
Hutan
Bukti : seorang
raja yang berkuasa di hutan dan
menguasai binatang-binatang
buas yang bernama Dabsyalim.
ü Waktu
-
Suatu hari
Bukti : Pada
suatu hari Dimnah pergi menghadap
raja singa.
-
Hari itu
Bukti : Maka
sejak hari itu duduklah Dimnah dekat
raja, dan menjadi orang kepercayaannya.
ü Suasana
-
Menakutkan
Bukti : Belum
selesai perkataan Dimnah, raja singa mendengar suara Syatrabah. Ternyata beberapa hari
ini raja memikirkan suara itu dengan ketakutan.
-
Menegangkan
Bukti : Dengan
tidak berpikir panjang raja singa dan Syatrabah berkelahi. Beberapa lama kemudian,
terbunuhlah Syatrabah ditangan raja singa.
e.
Amanat
Jangan
mengadu domba teman, karena hal itu dapat mendatangkan masalah bagimu sendiri.
Bukti : Setelah berhasil mengadu domba raja
dan Syatrabah, perbuatan Dimnah akhirnya diketahui oleh raja dan akhirnya dia
dihukum mati.
f.
Sudut Pandang
Sudut
pandang orang ketiga, karena menggunakan kata “ia”.
Bukti : Ia
berkata bahwa manusia hidup hanya mencari rezeki yang murah, derajat yang
mulia, dan perbekalan akhirat kelak.
g.
Gaya Bahasa
Menggunakan
bahasa melayu klasik.
Bukti : Dimnah
berhasil merajuk raja singa agar tidak larut dalam kesedihannya itu.
3.
Mencari ciri- ciri
sastra melayu klasik yang terdapat dalam teks tersebut disertai buktinya
a.
Berbahasa melayu
klasik
Bukti : “Mempunyai banyak titahan orang untuk
memenuhi kebutuhan raja.”
b.
Istanasentris
Bukti : “Di sebuah istana yang dikepalai oleh
seorang raja yang berkuasa di hutan dan menguasai binatang-binatang buas yang
bernama Dabsyalim.”
c.
Komunal
Bukti : Dimiliki bersama oleh sekelompok
masyarakat.
d.
Anonim
Bukti : Tidak diketahui siapa pengarangnya
e.
Klise
Bukti : “Setelah mendengar nasihat itu maka
Syahdan pergi menuju negeri yang akan menjadi perniagaannya.”
f.
Berkembang secara
lisan
Bukti : Berkembang secara lisan dan turun
temurun dalam suatu masyarakat.
g.
Statis
Bukti : Ide ceritanya monoton/perubahannya
sangat lambat
h.
Fiktif
i.
Bukti : Berssifat fiksi yaitu menceritakan
peristiwa-peristiwa yang imajinatif/khayal/tidak nyata.
j.
Bersifat menghibur
dan mendidik
Bukti : Cerita ini bisa menghibur orang yang
sedang bersedih dan mendidik karena mempunyai pesan moral bagi pembacanya.
4.
Menggolongkan jenis
cerita tersebut masuk golongan sastra yang dipengaruhi kebudayaan tradisional,
Hindu, Peralihan, Islam
Hikayat Kalilah dan Dimnah
digolongkan dalam sastra tradisional/sastra rakyat, karena cerita yang hidup
dan berkembang secara turun temurun.
5.
Mencari nilai-nilai
yang terdapat dalm teks hikayat tersebut disertai bukti/alasannya
a.
Nilai moral
Iri
dan dengki melihat kelebihan orang lain.
Bukti : Melihat
keadaan itu Dimnah merasa iri dan dengki dengan kedudukan yang Syatrabah
miliki.
b.
Nilai sosial
Menjelek-jelekkan
orang lain demi tampak lebih baik daripada orang lain.
Bukti : Dimnah
berusaha mempengaruhi raja singa dengan menjelek-jelekkan.
c.
Nilai budaya
Orang
akan melakukan segala cara demi apa yang diinginkannya.
Bukti : Dengan
segala cara Dimnah lakukan demi kedudukan yang ia miliki sebelum Syatrabah
menghadap raja.
d.
Nilai kepercayaan
-