About

Senin, 04 September 2017

Hikayat Kalilah dan Dimnah


HIKAYAT  KALILAH DAN DIMNAH
            Di sebuah istana yang dikepalai oleh seorang raja yang berkuasa di hutan dan menguasai binatang-binatang buas yang bernama Dabsyalim. Dan mempunyai banyak orang titahan untuk memenuhi kebutuhan raja. Yang dikisahkan seekor lembu dan singa. Di negeri Dastawan ada seorang bapak yang mempunyai 3 anak laki laki. Mereka hidup hanya menghabiskan harta bapaknya itu. Suatu hari datang orang tua pada anak itu. Ia berkata bahwa manusia hidup hanya mencari rezeki yang murah, derajat yang mulia, dan perbekalan akhirat kelak. Setelah mendengar nasihat itu maka Syahdan pergi menuju negeri yang akan menjadi perniagaannya. Di dalam sebuah pedati yang dihuni oleh 2 ekor lembu yang bernama Syatrabah dan Bandabah. Di tengah jalan Syatrabah terjatuh. Sedangkan Bandabah menyusul tuannya, untuk melaporkan bahwa lembu itu telah mati.
            Ada 2 jenis binatang di bawah naungan raja singa, yaitu Kalilah dan Dimnah.Mereka bersama raja singa cukup lama. Tetapi mereka belum juga mendapatkan kedudukan yang mulia disamping raja singa. Mereka duduk disamping raja pun belum pernah. Sekian lama raja singa tidak keluar istana. Dimnah bermaksud untuk memberi hiburan agar raja singa tidak termenung sendirian. Dimnah ingin, walaupun tidak menjadi kepercayaannya ia tetap ingin raja singa tidak larut dalam kesedihannya itu.
            Pada suatu hari Dimnah pergi menghadap raja singa. Akan tetapi raja singa tidak mengenal Dimnah. Setelah raja singa tahu siapa ayahnya maka raja singa menerima Dimnah. Dimnah berhasil merajuk raja singa agar tidak larut dalam kesedihannya itu. Raja singa mempunyai pandangan tersendiri pada Dimnah. Ternyata Dimnah seorang yang berilmu dan bijaksana.
            Maka sejak hari itu duduklah Dimnah dekat raja, dan menjadi orang kepercayaannya. Belum selesai perkataan Dimnah, raja singa mendengar suara Syatrabah. Ternyata beberapa hari ini raja memikirkan suara itu dengan ketakutan. Saat itu Dimnah pergi menemui Syatrabah dan mengajaknya menemui raja singa. Setelah melihat Syatrabah, raja singa merasa senang. Dengan keramahan dan kesopanan Syatrabah, raja singa mengangkatnya menjadi sahabat yang dimuliakan raja.
            Duduklah Syatrabah menjadi orang kepercayaan raja, karena dengan budi pekertinya yang baik dan sikap-sikap yang bijaksana. Melihat keadaan itu Dimnah merasa iri dan dengki dengan kedudukan yang Syatrabah miliki. Dengan rasa inginnya, Dimnah merencanakan untuk menjauhkan Syatrabah dari kepercayaan raja. Dimnah menyesal saat itu mempertemukan Syatrabah dengan raja.
            Dimnah berusaha mempengaruhi raja singa dengan menjelek-jelekkan Syatrabah. Dengan segala cara dan kata-kata yang penuh dengan rekayasa agar raja singa percaya apa yang Dimnah sampaikan. Dengan itu raja singa berniat unuk memanggil Syatrabah. Dihati Dimnah tumbuh rasa takut atas kebohongan yang Dimnah sampaikan pada raja singa.
            Dengan segala cara Dimnah lakukan demi kedudukan yang ia miliki sebelum Syatrabah menghadap raja. Dimnah berharap raja sehingga kembali memberi kepercayannya itu. Dimnah kembali mempetenahi Syatrabah. Untuk merebut kedudukan atau kepercayaan yang dulu raja singa berikan. Dengan kepandaiaanya, Dimnah menghadap Syatrabah dengan tingkah laku sebagai orang yang sedang berduka cita. Syatrabah pun percaya apa yang Dimnah sampaikan adalah bukan dusta. Syatrabah akhirnya menghadap raja singa.
            Setelah selesai Dimnah mempetenahi Syatrabah, ia pergi menemui Kalilah. Dimnah mengajak Kalilah untuk melihat Syatrabah dibunuh raja singa. Ketika Syatrabah sampai dihadapan raja singa, raja singa melihat tingkah laku Syatrabah hari demi hari ada yang berubah.Maka yakinlah, bahwa Syatrabah datang hendak membunuhnya. Dengan tidak berpikir panjang raja singa dan Syatrabah berkelahi. Beberapa lama kemudian, terbunuhlah Syatrabah ditangan raja singa. Demikian jika seorang teman karib mau menghianati temannya, maka kepada orang lainpun akan lebih-lebih ia hianati. Apabila ada dua sahabat, salah satunya berbuat hianat, tentu yang berbuat dosa tidak akan mendapat kepercayaan lagi dari sahabatnya sendiri. Bersahabat dengan orang baik-baik menularkan kebaikan, dan bersahabat dengan orang jahat menularkan kejahatan.Mendengar kata Dimnah demikian, sedikit senang hati raja singa.Akan tetapi dikemudian hari diketahuinya juga perbuatan Dimnah yang hianat itu, lalu dihukumnya Dimnah dengan hukuman mati.



1.      Setelah dibaca, hikayat tersebut diceritakan kembali dalam bahasa Indonesia secara singkat
Hikayat Kalilah dan Dimnah
            Di negeri Dastawan ada orang tua yang mempunyai tiga anak laki-laki yang senang berfoya-foya dengan harta ayahnya. Tetapi kemudian mereka sadar setelah dinasihati oleh ayahnya. Setelah itu, salah seorang dari mereka ada yang hendak berniaga dengan membawa dua lembu yang kemudian diberi nama Bandabah dan Syatrabah. Dalam perjalan, Syatrabah terjebak ke dalam lumpur, karena tidak dapat keluar akhirnya ditinggalkan Syatrabah karena diperkirakan akan mati di tempat itu.
Ada 2 hewan yang ada dibawah naungan raja singa, yaitu Kalilah dan Dimnah. Mereka sudah lama bersama bersama raja singa namun belum menjadi kepercayaan raja. Melihat raja yang tidak pernah keluar istana, Dimnah berniat untuk mengibur raja. Raja merasa bahwa Dimnah adalah orang yang bijaksana, akhirnya dia mengangkat Dimnah menjadi orang kepercayaannya.
Suatu hari raja mendengar suara Syatrabah, ternyata suara itulah yang membuat raja merasa takut. Saat itu Dimnah mengajak Syatrabah untuk menemui raja singa. Raja merasa senang karena kedatangan Syatrabah dan menjadikannya sebagai sahabat yang dimuliakan raja.
Melihat hal itu, Dimnah merasa iri dan merencanakan hal buruk kepada mereka. Ia akhirnya berhasil membohongi mereka sampai akhirnya mereka bertengkar dan Syatrabah mati di tangan raja singa. Dikemudian hari raja mengetahui hal-hal yang sudah dilakukannya terhadap raja dan Syatrabah. Mengetahui hal itu, akhirnya Dimnah dihukum mati.

2.      Menganalisis unsur pembangunnya mencakup
a.       Tema
b.      Tokoh dan Penokohan
ü  Dimnah           : iri, licik, ingin menang sendiri, pembohong
Bukti               : Dimnah merasa iri melihat Syatrabah menjadi orang kepercayaan raja dan menggunakan cara licik dan membohongi raja sehingga Syatrabah dibenci oleh raja singa.
ü  Syatrabah        : gigih, mudah terpengaruh
Bukti               : Syatrabah berusaha bangkit setelah jatuh. Ia juga mudah terpengaruh oleh perkataan Dimnah sampai akhirnya berkelahi dengan Raja Singa
ü  Raja singa        : mudah terpengaruh, adil
Bukti               : raja singa dengan mudah mempercayai perkataan Dimnah hingga berkelahi dengan Syatrabah. Ia adil karena telah memberikan hukuman yang setimpal terhadap Dimnah.
ü  Kalilah             :
c.       Alur
ü  Pengenalan
Ada seorang ayah yang memiliki 3 orang anak yang senang berfoya-foya dengan harta ayahnya. Setelah dinasihati oleh ayahnya salah seorang dari mereka hendak berniaga dan membawa dua ekor lembu bernama Syatrabah dan Bandabah.
ü  Pemunculan Masalah
Di sebuah istana ada 2 hewan yang berada dibawah naungan raja singa yaitu Kalilah Dan Dimnah, mereka sudah lama bersama raja singa namun belum menjadi orang kepercayaan raja.
ü  Masalah Memuncak
Melihat raja yang tidak pernah keluar istana, Dimnah berniat untuk mengibur raja. Karena merasa bahwa Dimnah adalah orang yang bijaksana, akhirnya dia mengangkat Dimnah menjadi orang kepercayaannya.
ü  Puncak Masalah
Suatu hari raja mendengar suara Syatrabah, ternyata suara itulah yang membuat raja merasa takut. Saat itu Dimnah mengajak Syatrabah untuk menemui raja singa. Raja merasa senang karena kedatangan Syatrabah dan menjadikannya sebagai sahabat yang dimuliakan raja.
ü  Penurunan Masalah
Dimnah merasa iri dan membohongi mereka sampai akhirnya mereka bertengkar sehingga Syatrabah mati di tangan raja singa
ü  Penyelesaian
Dikemudian hari raja telah mengetahui hal-hal yang sudah dilakukan Dimnah terhadap raja dan Syatrabah. Mengetahui hal itu, akhirnya Dimnah dihukum mati.

d.      Setting
ü  Tempat
-          Negeri Dastawan
Bukti         : Di negeri Dastawan ada seorang bapak yang mempunyai 3 anak laki laki.
-          Istana
Bukti         : Di sebuah istana yang dikepalai oleh seorang raja yang berkuasa di hutan dan menguasai binatang-binatang buas yang bernama Dabsyalim.
-          Hutan
Bukti         : seorang raja yang berkuasa di hutan dan menguasai binatang-binatang buas yang bernama Dabsyalim.
ü  Waktu
-          Suatu hari
Bukti         : Pada suatu hari Dimnah pergi menghadap raja singa.
-          Hari itu
Bukti         : Maka sejak hari itu duduklah Dimnah dekat raja, dan menjadi orang kepercayaannya.
ü  Suasana
-          Menakutkan
Bukti         : Belum selesai perkataan Dimnah, raja singa mendengar suara Syatrabah. Ternyata beberapa hari ini raja memikirkan suara itu dengan ketakutan.
-          Menegangkan
Bukti         : Dengan tidak berpikir panjang raja singa dan Syatrabah berkelahi. Beberapa lama kemudian, terbunuhlah Syatrabah ditangan raja singa.
e.       Amanat
Jangan mengadu domba teman, karena hal itu dapat mendatangkan masalah bagimu sendiri.
Bukti         : Setelah berhasil mengadu domba raja dan Syatrabah, perbuatan Dimnah akhirnya diketahui oleh raja dan akhirnya dia dihukum mati.
f.       Sudut Pandang
Sudut pandang orang ketiga, karena menggunakan kata “ia”.
Bukti         : Ia berkata bahwa manusia hidup hanya mencari rezeki yang murah, derajat yang mulia, dan perbekalan akhirat kelak.
g.      Gaya Bahasa
Menggunakan bahasa melayu klasik.
Bukti         : Dimnah berhasil merajuk raja singa agar tidak larut dalam kesedihannya itu.

3.      Mencari ciri- ciri sastra melayu klasik yang terdapat dalam teks tersebut disertai buktinya
a.       Berbahasa melayu klasik
Bukti         : “Mempunyai banyak titahan orang untuk memenuhi kebutuhan raja.”
b.      Istanasentris
Bukti         : “Di sebuah istana yang dikepalai oleh seorang raja yang berkuasa di hutan dan menguasai binatang-binatang buas yang bernama Dabsyalim.”
c.       Komunal
Bukti         : Dimiliki bersama oleh sekelompok masyarakat.
d.      Anonim
Bukti         : Tidak diketahui siapa pengarangnya
e.       Klise
Bukti         : “Setelah mendengar nasihat itu maka Syahdan pergi menuju negeri yang akan menjadi perniagaannya.”
f.       Berkembang secara lisan
Bukti         : Berkembang secara lisan dan turun temurun dalam suatu masyarakat.
g.      Statis
Bukti         : Ide ceritanya monoton/perubahannya sangat lambat
h.      Fiktif
i.        Bukti         : Berssifat fiksi yaitu menceritakan peristiwa-peristiwa yang imajinatif/khayal/tidak nyata.
j.        Bersifat menghibur dan mendidik
Bukti         : Cerita ini bisa menghibur orang yang sedang bersedih dan mendidik karena mempunyai pesan moral bagi pembacanya.

4.      Menggolongkan jenis cerita tersebut masuk golongan sastra yang dipengaruhi kebudayaan tradisional, Hindu, Peralihan, Islam
Hikayat Kalilah dan Dimnah digolongkan dalam sastra tradisional/sastra rakyat, karena cerita yang hidup dan berkembang secara turun temurun.

5.      Mencari nilai-nilai yang terdapat dalm teks hikayat tersebut disertai bukti/alasannya
a.       Nilai moral
Iri dan dengki melihat kelebihan orang lain.
Bukti         : Melihat keadaan itu Dimnah merasa iri dan dengki dengan kedudukan yang Syatrabah miliki.
b.      Nilai sosial
Menjelek-jelekkan orang lain demi tampak lebih baik daripada orang lain.
Bukti         : Dimnah berusaha mempengaruhi raja singa dengan menjelek-jelekkan.
c.       Nilai budaya
Orang akan melakukan segala cara demi apa yang diinginkannya.
Bukti         : Dengan segala cara Dimnah lakukan demi kedudukan yang ia miliki sebelum Syatrabah menghadap raja.
d.      Nilai kepercayaan

-

0 komentar:

Posting Komentar